— Terjemah seadanya dari satu halaman buku yang tidak saya ketahui penulisnya, yang saya kutip dari laman media sosial milik seorang kawan. Dengan sedikit rombakan.
Kira-kira segala sesuatunya terjadi seperti ini: kamu bertemu dengan seseorang, lalu setelah lewat beberapa waktu, kamu merasa terhubung dengan orang asing ini lebih dari siapapun — lebih dekat dengannya bahkan lebih dari anggota keluarga. Dan semuanya didasari dengan alasan yang sulit dijelaskan. Luar biasa abstrak.
Mungkin karena orang ini membawa malaikat atau utusan Tuhan atau apapun itu bersamanya — utusan yang dikirimkan kepadamu untuk beberapa tujuan besar, untuk mengajarimu banyak hal penting, atau untuk sekadar menjagamu selama waktu-waktu yang dipenuhi resiko. Jika kamu masih juga dirundung bingung, yang harus kamu lakukan adalah mempercayai mereka — meski seandainya mereka datang dengan membawa luka atau penderitaan di tangan — percayalah alasan kehadiran mereka akan menjadi lebih jelas seiring waktu berjalan.
Meski begitu, ada satu peringatan:
Kamu mungkin saja dilahirkan, ditakdirkan, tumbuh, untuk mencintai orang ini — tetapi satu hal yang perlu kamu ingat: Ia bukan milikmu untuk selalu kamu ikat dan jaga. They are not yours to keep. Tujuan mereka bukan untuk mengikat dan menjagamu, tetapi untuk menunjukkan padamu bagaimana cara untuk menjaga dirimu sendiri. Dan suatu saat ketika misinya terpenuhi, akan ada selingkar cahaya muncul. Tanda utusan itu mesti pamit pulang, bersamaan dengan hilangnya eksistensi orang itu dalam hidupmu. Mereka akan kembali menjadi orang asing bagimu. Seperti kali pertama.
— — — — — —
Saya tidak tahu sedang berada dalam dimensi apa sekarang. Semuanya terasa sangat gelap, tak ada setitikpun cahaya. Mungkin karena cahaya itu mengikuti eksistensimu? Ia ikut hilang begitu kamu pamit pulang.
Jika kamu bertanya seperti apa bentuknya, cercahnya tidak bisa kamu lihat sendiri. Tapi saya bisa.
Sayangnya sekarang saya buta.